SHARE
Jalan di trotoar
Jalan di trotoar

Dengan adanya berbagai aplikasi transportasi online seperti GoJek, Grab, dan juga Uber, masyarakat Indonesia semakin dimanjakan dengan mudahnya memesan kendaraan untuk pergi ke mana-mana. Jauh atau dekat, hujan atau terik, semuanya bisa dilalui dengan menggunakan aplikasi online tersebut. Hal ini juga didukung dengan paket internet cepat dan murah yang disediakan berbagai provider sehingga aplikasi transportasi online semakin terjangkau. Tidak heran, masyarakat yang menggunakan transportasi umum seperti Metromini, Kopaja, atau Angkutan Kota semakin menipis. Jarang ada orang yang mau berjalan kaki dan lebih memilih naik angkutan online untuk pergi ke suatu tempat meski jaraknya dekat.

Fenomena ini juga menjadi perhatikan bagi para peneliti di Stanford University. Menurut mereka, sebagian besar masyarakat Indoensia hanya berjalan kaki dengan rata-rata 3,513 langkah perharinya. Angka ini jauh berada di bawah rata-rata jumlah langkah perhari masyarakat di dunia, yang berada di angka 5,000 perharinya. Stanford pun mengatakan bahwa Indonesia merupakan masyarakat termalas untuk urusan berjalan kaki.

Dalam hasil penelitian yang dipublikasikan dalam science journal berjudul Nature, Hong Kong merupakan negara dengan masyarakat paling aktif di dunia untuk ukuran pejalan kaki dengan rata-rata 6,880 langkah perharinya, diikuti China dengan 6,180 langkah perhari dan Ukraina dengan 6,107 langkah perhari. Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan Argus and Azumi tracking applications dengan 717,627 pengguna di seluruh dunia.

Melalui data tersebut, peneliti bisa melihat bahwa negara dengan masyarakat paling aktif dan paling tidak aktif berjalan kaki ternyata berhubungan pula dengan masalah obesitas. Masyarakat yang aktif berjalan kaki memiliki kasus obesitas yang lebih rendah dan berbanding terbalik dengan masyarakat yang malas berjalan kaki.

Meski banyak pihak yang mengatakan bahwa penelitian Stanford belum menyeluruh, namun banyak pula yang mengatakan data yang digunakan Stanford cukup mewakili kondisi masyarakat yang masuk dalam daftar. Seperti Indonesia misalnya, fenomena malasnya masyarakat untuk berjalan kaki memang didukung dengan angka pengguna aplikasi online yang terus meningkat setiap harinya.

Bagaimana menurutmu? (TR)