Hypoglycaemia atau hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah seseorang berada di bawah ambang normal. Dilansir dari situs Diabetes Australia, seorang dikatakan mengalami hipoglikemia ketika kadar glukosa darahnya turun hingga kurang dari 4mmol/L. Untuk mengetahui kapan seorang pasien diabetes mencapai hypoglycaemia, ia dapat memeriksa level glukosanya dengan alat cek kadar gula darah.
Apa yang menyebabkan seseorang mengalami hipoglikemia?
Hipoglikemia berbeda dengan hiperglikemia, tetapi keduanya bisa saling berhubungan. Diabetes Australia mengatakan bahwa kondisi ini cenderung lazim menyerang pasien diabetes yang memakai insulin atau obat-obatan lain untuk menurunkan kadar gula darahnya. Meski demikian, pengidap diabetes yang tidak memakai insulin masih memiliki kemungkinan untuk mengalami hipoglikemia. Hypoglycaemia dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut:
- Jumlah insulin atau obat-obatan penurun kadar gula darah terlalu banyak. Takaran insulin atau obat-obatan pengontrol glukosa yang berlebih dapat memicu pelepasan insulin alamiah dalam tubuh secara berlebihan. Akibatnya, kadar gula dalam darah pun menurun.
- Menunda atau melewatkan silkus makan. Salah satu hal yang perlu dijaga oleh pengidap diabetes adalah konsumsi makanan. Sehingga, bila ia melewatkan satu siklus atau waktu makannya, maka kandungan yang diperlukan oleh tubuhnya akan berkurang. Sebagai akibatnya, kadar gula dalam darah pun dapat ikut turun.
- Kurang karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber energi yang baik untuk tubuh. Ketika dikonsumsi, zat ini akan dipecah menjadi glukosa atau gula yang nantinya akan diubah menjadi energi utama oleh tubuh. Dengan demikian, saat seseorang kurang karbohidrat, maka level gula darahnya pun akan kurang.
- Berolahraga tanpa persiapan. Melakukan aktivitas fisik tanpa persiapan seperti asupan makanan yang cukup dapat mengakibatkan kadar gula dalam darah mengalami penurunan.
Gejala awal hipoglikemia adalah gemetar atau tremor, berkeringat dingin, wajah menjadi pucat, sakit kepala disertai dengan kebingungan, hingga berhalusinasi, kejang-kejang, sampai berakhir koma. Bila Anda memiliki riwayat—atau bahkan—mengidap diabetes, sering-seringlah memperhatikan kondisi tubuh Anda. Jangan lupa pula untuk senantiasa menjaga pola makan, aktivitas, serta aktivitas harian Anda. Sebab, pihak yang paling tahu dengan situasi tubuh Anda adalah diri Anda sendiri.
Jika Anda merasakan salah satu atau beberapa gejala di atas, segeralah hubungi atau kunjungi dokter terdekat. Semoga artikel ini bermanfaat, ya