Dalam upaya pengobatan stroke, terapi fisik terbukti efektif meningkatkan kualitas hidup pasien dan membantu mengambil kendali bagian tubuh paralisis. Seiring waktu, terapi menggunakan musik dan seni semakin sering dilakukan karena minim intervensi medis dan memberikan stimulasi mental lebih sehat kepada pasien.
Namun, apakah terapi musik benar-benar efektif untuk penderita stroke? Berikut penjelasan lengkapnya!
Peran Musik dan Seni dalam Terapi
Musik memberikan stimulasi multi-sensori. Stimulasi ini melatih koordinasi motorik, pendengaran, ingatan, dan emosi. Selain itu, terapi musik juga dapat mendukung pembentukan koneksi penguatan modul otak melalui repetisi dan pengaktifan jaringan saraf.
Dalam neurologic music therapy, metode seperti Rhythmic Auditory Stimulation (RAS) dan Melodic Intonation Therapy (MIT) menjadi alat utama dalam terapi musik. Tidak hanya itu, neuroplastisitas juga menjadi dasar terapi musik untuk penderita stroke.
Bagaimana Terapi Musik Bekerja?
Terapi musik meliputi beberapa metode ilmiah dan psikoterapi untuk membantu memperbaiki fungsi saraf dan respons otak. Berikut beberapa contoh terapi musik yang biasa digunakan untuk pengobatan stroke, di antaranya:
- Melodic Intonation Therapy (MIT): mengonversi frasa menjadi melodi bertempo lambat agar otak kanan dapat membantu memproduksi ucapan pada pasien afasia.
- Rhythmic Auditory Stimulation (RAS): irama musik dipakai sebagai tuntunan luar untuk membentuk ritme internal tubuh saat berjalan atau bergerak
- Music-Supported Therapy (MST): latihan instrumen musik interaktif untuk merangsang kolaborasi sensorimotor dan kognitif.
- Music-Movement Therapy: memadukan musik dan gerakan untuk memperbaiki mobilitas fisik, fleksibilitas, dan keseimbangan emosi psikologis pasien akut.
Apakah Terapi Musik Efektif untuk Pasien Stroke?
Meskipun efek terapi musik bisa berbeda-beda untuk setiap kasus stroke, terapi musik umumnya dinilai efektif dalam proses rehabilitasi dan terapi, khususnya untuk melatih respons motorik. Berikut beberapa studi yang membuktikan kinerja terapi musik pada pasien stroke.
- MIT membantu pasien yang kehilangan fungsi bicara akibat stroke dengan memanfaatkan jalur musik di otak kanan untuk menggantikan kerusakan di beberapa area otak. Pasien sering bisa menyanyi frasa namun kesulitan bicara biasa.
- Pendengar musik selama masa pasca-stroke melaporkan pemulihan memori verbal, perhatian, dan kemampuan bahasa lebih baik dibanding hanya mendengarkan audiobook atau tidak ada intervensi musik sama sekali.
- RAS terbukti berhasil meningkatkan kecepatan berjalan, panjang langkah, dan simetri gerakan pada pasien stroke dibanding latihan berjalan biasa.
Terapi musik bukan pengganti pengobatan stroke konvensional, tapi terbukti sebagai metode pelengkap yang efektif untuk pemulihan motorik, bahasa, kognisi, dan kesejahteraan psikologis. Semoga artikelnya bermanfaat!
