Kindergarten atau taman kanak-kanak (TK) sejatinya merupakan jenjang pendidikan prasekolah untuk kanak-kanak. Jika ditilik dari definisinya, fase ini diperuntukkan bagi anak-anak berusia 3 hingga 6 tahun. Namun, apakah semua anak dalam rentang usia tersebut benar-benar sudah bisa menjadi murid TK? Rupanya, penentuan ideal atau belumnya seorang anak masuk ke TK dapat dilihat dan diukur dari beberapa indikator, lho.
Berikut adalah 4 indikator atau tolok ukur kesiapan anak untuk masuk taman kanak-kanak yang dilansir dari laman SehatQ:
- Interaksi sosial. Indikator pertama adalah kemampuan interaksi sosial anak. Apabila anak sudah tahu bagaimana cara berinteraksi dengan teman-teman di sekitar rumah atau anggota keluarganya, tandanya ia sudah siap untuk menjadi siswa taman kanak-kanak. Adapun bentuk interaksi sosial yang dimaksud bisa sesederhana bercakap-cakap atau bertanya-jawab soal mainan, benda-benda di sekitar, hingga ide atau penalaran yang sedang ingin ia ketahui.
- Mengerti instruksi. Indikator kedua adalah kemampuan untuk mendengarkan dan mengerti instruksi atau perintah dari orang lain. Sebab, kecakapan ini belum tentu dimiliki semua anak, meski ia telah memasuki usia cukup untuk bersekolah di taman kanak-kanak. Misalnya saja ketika orang tua memberikan instruksi pada anak untuk mengatur jam belajarnya agar lebih terjadwal. Sebetulnya, semakin bertambah usia anak, kemampuannya untuk memahami instruksi berlapis juga bertambah. Perhatikanlah anak dengan saksama ketika orang tua memberikan perintah atau instruksi padanya. Bila ia mengerti, tandanya ia sudah bisa masuk TK.
- Memiliki kemandirian. Indikator ketika adalah kemampuan untuk bekerja secara mandiri. Konsep kemandirian pada anak-anak sebetulnya tidak mungkin kompleks seperti pada orang dewasa. Maka dari itu, pengertian mandiri di sini cukup dengan kesanggupannya untuk menggambar, mewarnai, atau menulis sesuai dengan ajaran yang diberikan oleh gurunya. Orang tua dapat mengetes kemandirian anak ini lewat latihan-latihan kecil seperti membiarkannya makan sendiri tanpa disuap atau bermain sekolah-sekolahan bersama orang tua di rumah.
- Mengenali emosi. Indikator keempat adalah kemampuan untuk mengenali emosi atau perasaannya sendiri. Seperti kemandirian, tolok ukur ini mungkin terkesan terlalu ‘wah’. Namun, ketahuilah bahwa memahami emosi sendiri sepatutnya sudah bisa dilakukan seseorang sejak ia kecil. Dengan begitu, ia paham apa yang sedang ia hadapi dan apa yang harus ia lakukan ketika berada dalam situasi itu. Nah, pengenalan emosi diri anak bisa orang tua ajarkan dengan cara verbal, yakni memberi tahu anak bahwa merasa cemas ketika memasuki lingkungan baru itu wajar. Jadi, ketika anak mulai mengerti tentang hal ini, ia akan mencoba untuk memberanikan diri ketika harus bersekolah ke TK.
Itulah dia empat indikator anak yang sudah bisa masuk taman kanak-kanak. Selain keempat hal di atas, mengenali kebutuhan ke toilet serta memiliki kemampuan motorik juga masuk sebagai indikator cukup atau belumnya anak bersekolah di TK. Semoga bermanfaat, ya.
[…] Kondisi kesiapan anak sebagai indikator anak sudah bisa masuk taman kanak-kanak […]
Comments are closed.